Beranda | Artikel
Ayat Kursi dan Artinya (Tafsir Ayat Kursi ) - Syaikh Shalih Al-Ushaimi #NasehatUlama
Rabu, 31 Agustus 2022

Ayat Kursi dan Artinya (Tafsir Ayat Kursi ) – Syaikh Shalih Al-Ushaimi #NasehatUlama

Tafsir Ayat Kursi.
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abu al-Mundzir, ayat al-Qur’an apa yang kamu hafal yang paling agung?” Ia berkata, “Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.`” Beliau bertanya lagi, “Wahai Abu al-Mundzir, ayat al-Qur’an apa yang kamu hafal yang paling agung?” Ia berkata, “Aku menjawab, ‘Ayat: Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum’.” Ia berkata, “Maka Nabi menepuk dadaku seraya bersabda, “Demi Allah, semoga Allah memudahkanmu dalam mendapat ilmu wahai Abu al-Mundzir.” “Demi Allah, semoga Allah memudahkanmu dalam mendapat ilmu wahai Abu al-Mundzir.” Diriwayatkan Imam Muslim. Dan diriwayatkan dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai Shalat Wajib maka tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga kecuali kematian.” Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra dengan sanad yang hasan.

Allah Ta’ala berfirman: “Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia Yang Hidup kekal dan Berdiri Sendiri, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Maha Mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Ayat yang jelas ini disebut dengan Ayat Kursi karena hanya ayat ini yang menyebut kata itu. Ia adalah ayat paling agung dalam al-Qur’an karena mengandung penjelasan tentang keagungan Allah dan ketinggian kedudukan-Nya. Ayat ini dimulai dengan kalimat, “Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.” Menjelaskan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang berhak untuk disembah, diibadahi, dimintai pertolongan, sehingga tidak ada Tuhan yang benar (berhak disembah) kecuali Dia. Dan Allah ‘Azza wa Jalla Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri. Yang berdiri sendiri dan mengurusi segalanya.

Dan salah satu bukti kesempurnaan kehidupan dan kemandirian-Nya, “Dia tidak merasakan kantuk dan tidur.” Makna السِّنَةُ adalah rasa kantuk. Dan “kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi”, sehingga seluruh yang ada di langit dan bumi adalah milik-Nya. Dan bukti kesempurnaan kepemilikan-Nya, Dia enggan memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Firman Allah, “Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” adalah pertanyaan pengingkaran sebagai kemustahilan itu terjadi tanpa mendapat izin-Nya bagi pemberi syafaat karena seluruh syafaat adalah milik Allah. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dan ilmu selain Allah berasal dari pemberian-Nya. “Maha Mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.”

Dia Maha Mengetahui segala perkara di masa depan seluruh makhluk dan segala perkara di masa lalu mereka. “Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya” semata. Dia menyingkapkan sebagian ilmu-Nya kepada makhluk-Nya yang Dia ridhai. Dan salah satu tanda keagungan Allah, “Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.” Dan makna Kursi adalah tempat dua kaki Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”, yakni menjaga langit dan bumi tidak memberatkan-Nya. Dan Dia Maha Tinggi Dzat dan sifat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya. Salah satu tanda ketinggian-Nya, Dia Maha Agung, Pemilik keagungan yang sempurna.

Penulis waffaqahullah menyebutkan dalam kalimat tersebut tafsir Ayat Kursi. Dan beliau memulai tafsirnya dengan menyebutkan dua hadits tentang keutamaan ayat ini karena sebagaimana dijelaskan bahwa jiwa akan tertarik kepada sesuatu dan ingin mengetahuinya jika sesuatu itu disebutkan keutamaannya. Hadits pertama adalah hadits Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Wahai Abu al-Mundzir,… dst. Diriwayatkan Imam Muslim. Dan yang menunjukkan keutamaan ayat Kursi adalah sabda beliau, “Apakah kamu tahu ayat al-Qur’an mana yang kamu hafal yang paling agung?” Ia berkata, “Aku menjawab, ‘Ayat: Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum’.” Maka salah satu keutamaan Ayat Kursi adalah ia merupakan ayat paling agung dalam al-Qur’an al-Karim. Dan jika hadits ini dikumpulkan dengan hadits Abu Sa’id bin al-Mu’alla radhiyallahu ‘anhu yang telah dibahas sebelumnya maka diketahui bahwa satu surat penuh yang paling agung dalam al-Qur’an adalah surat al-Fatihah.

Sedangkan satu ayat yang paling agung dalam al-Qur’an adalah Ayat Kursi. Adapun hadits kedua adalah hadits Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca ayat Kursi…” dst. Diriwayatkan Imam an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra dengan sanad yang hasan. Dan yang menunjukkan keutamaan Ayat Kursi dalam hadits ini adalah sabda beliau: “Tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.” Oleh karena itu, salah satu keutamaan Ayat Kursi bahwa orang yang senantiasa membacanya setiap selesai Shalat Wajib maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Kebiasaan membaca Ayat Kursi setiap selesai Shalat Wajib adalah salah satu penyebab masuk surga. Kemudian penulis menyebutkan tafsir ayat ini dan memulainya dengan berkata: “Ayat yang jelas ini disebut dengan Ayat Kursi karena hanya ayat ini yang menyebutkan kata ini.” Yakni hanya ayat ini yang menyebutkan tentang Kursi Allah. Yakni hanya ayat ini yang menyebutkan tentang Kursi Allah.

Penulis berkata, “Dan ia adalah ayat paling agung dalam kitabullah karena mengandung penjelasan tentang keagungan Allah dan ketinggian kedudukan-Nya.” Penjelasan tentang keagungan Allah dalam ayat ini, menjadikan ayat ini menjadi ayat paling agung. Penjelasan tentang keagungan Allah dalam ayat ini, menjadikannya ayat yang paling agung. Sehingga dengan disebutkannya Yang Maha Agung di dalamnya, maka ia menjadi agung juga. Sehingga dengan disebutkannya Yang Maha Agung Subhanahu wa Ta’ala di dalamnya, maka ia menjadi agung juga. Lalu penulis berkata, “Ayat ini dimulai dengan kalimat, ‘Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia’, untuk menjelaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, diibadahi, dimintai pertolongan. Sehingga, tidak ada Tuhan yang benar (berhak disembah) kecuali Allah.” Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya, “Hanya kepada Engkau kami menyembah”.

Kemudian penulis berkata, “Dan Dia Allah ‘Azza wa Jalla, Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.” Beliau menafsirkan kata al-Qayyum (الْقَيُّومَ) dengan ucapan, “Yang Maha Berdiri Sendiri dan mengurusi segalanya.” Dialah Yang Maha Berdiri Sendiri, sehingga tidak membutuhkan selain-Nya, dan dengan kesempurnaan Qayyumiyah-Nya, Dia mengurusi segalanya. Sehingga seluruh kebaikan bagi semua makhluk berada dalam kuasa-Nya. Kemudian penulis berkata, “Salah satu tanda kesempurnaan kehidupan dan qayyumiyah-Nya, Dia tidak merasakan kantuk atau tidur. Makna السِّنَةُ adalah rasa kantuk.” Penafian rasa kantuk dan tidur pada Allah yang disebutkan ini merupakan penegasan atas sifat kehidupan dan qayyumiyah Allah. Penafian rasa kantuk dan tidur pada Allah yang disebutkan ini merupakan penegasan atas sifat kehidupan dan qayyumiyah Allah.

Lalu penulis berkata, “Kepunyaan-Nya segala yang ada di langit dan di bumi. Seluruh yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah. Dan bukti kesempurnaan kepemilikan-Nya, Dia enggan memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. “Firman Allah, ‘Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya’ adalah pertanyaan untuk pengingkaran.” Yakni untuk mengingkari perkataan tersebut. Yakni untuk mengingkari perkataan bahwa ada seseorang yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Beliau berkata, “Sebagai kemustahilan bahwa itu dapat terjadi tanpa mendapat izin-Nya bagi pemberi syafaat…” Sehingga tidak akan ada syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya ‘Azza wa Jalla. Penulis menyebutkan sebabnya dengan berkata, “Karena seluruh syafaat hanya milik Allah.” Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Seluruh syafaat hanya milik Allah’.” (QS. Az-Zumar: 44) Jika seluruh syafaat hanya milik-Nya Subhanahu, maka tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Lalu penulis berkata, “Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan ilmu yang dimiliki makhluk merupakan pemberian-Nya.”

Sehingga tidak ada sesuatupun yang luput dari ilmu Allah Subhanahu. Dan ilmu yang dimiliki seluruh makhluk berasal dari ilmu Tuhan semesta alam. Lalu penulis berkata tentang firman-Nya, “Allah Maha Mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Mengetahui segala perkara di masa depan dari seluruh makhluk.” Yakni segala yang akan terjadi pada mereka di hari-hari yang akan mereka lalui. Yakni segala yang akan terjadi pada mereka di hari-hari yang akan mereka lalui. Dan penulis berkata, “Dan segala perkara di masa lalu mereka.” Yakni dari masa lalu yang telah mereka lalui. Yakni dari masa lalu yang telah mereka lalui. Lalu penulis berkata, “Dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah kecuali apa yang dikehendaki-Nya semata. Dan Dia menyingkapkan sebagian ilmu-Nya kepada makhluk-Nya yang Dia ridhai.”

Lalu penulis berkata, “Dan salah satu tanda keagungan Allah, ‘Kursi-Nya meliputi langit dan bumi’.” Jadi, luas Kursi-Nya meliputi seluruh langit dan bumi. “Dan makna Kursi adalah tempat dua kaki Allah ‘Azza wa Jalla.” Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas dan Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, dan telah menjadi ijma’ dari para ulama. Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas dan Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, dan telah menjadi ijma’ dari para ulama. Lalu penulis berkata tentang firman Allah Ta’ala: “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”, yakni menjaga langit dan bumi tidak memberatkan-Nya. Jadi, Allah tidak mengalami kesusahan dalam menjaga langit dan bumi. Lalu penulis berkata tentang firman Allah Ta’ala, “Dan Dia Maha Tinggi”, (yakni) pada Dzat dan sifat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya. al-‘Aliy (Maha Tinggi) adalah salah satu nama-Nya, sedangkan al-‘Uluw (Maha Tinggi) adalah salah satu sifat-Nya. al-‘Aliy adalah salah satu nama-Nya, sedangkan al-‘Uluw adalah salah satu sifat-Nya.

Dan ‘Uluw Allah (Maha Tinggi-Nya Allah) terbagi menjadi dua macam:

Pertama: Maha Tinggi dalam Dzat-Nya, karena Dia Subhanahu berada di atas seluruh makhluk-Nya. Karena Dia Subhanahu berada di atas seluruh makhluk-Nya.

Kedua: Maha Tinggi dalam sifat-Nya, karena Dia Subhanahu memiliki al-Matsal al-A’la. Karena Dia Subhanahu memiliki al-Matsal al-A’la. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “(yakni) Sifat yang paling tinggi.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “(yakni) Sifat yang paling tinggi.” Jadi sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sifat yang tinggi (mulia/agung). Lalu penulis berkata, “Dan salah satu tanda ketinggian-Nya adalah Dia Maha Agung, pemilik keagungan yang sempurna.” Yakni keagungan-Nya tidak terbatas oleh apapun. Yakni keagungan-Nya tidak terbatas oleh batas apapun. Demikian.
===================

تَفْسِيرُ آيَةِ الْكُرْسِيِّ

عَنْ أُبَيِ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟

قَالَ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

قَالَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟

قَالَ قُلْتُ اللهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

قَالَ فَضَرَبَ فِي صَدْرِي، وَقَالَ

وَاللهِ لِيَهْنِكَ العِلْمُ أَبَا المُنْذِرِ

وَاللهِ لِيَهْنِكَ العِلْمُ أَبَا المُنْذِرِ

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِيْ دُبُرِكُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ

لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ

رَوَاهُ النَّسَائِيُّ فِي السُّنَنِ الْكُبْرَى وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ

قَالَ اللهُ تَعَالَى

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

هَذِهِ الْآيَةُ الْبَيِّنَةُ تُسَمَّى آيَةَ الْكُرْسِيِّ

لِاخْتِصَاصِهَا بِذِكْرِهِ

وَهِيَ أَعْظَمُ آيَةٍ فِي كِتَابِ اللهِ

لِمَا حَوَتْهُ مِنْ خَبَرٍ عَنْ عَظَمَةِ اللهِ وَعُلُوِّ قَدْرِهِ

فَمَطْلَعُهَا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ

مُبَيِّنٌ أَنَّ اللهَ هُوَ الَّذِي يَسْتَحِقُّ الْأُلُوهِيَّةَ وَحْدَهُ

فَلَا إِلَهَ حَقٌّ إِلَّا هُوَ

وَهُو عَزَّ وَجَلَّ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

الْقَائِمُ بِنَفْسِهِ وَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ

وَمِنْ تَمَامِ حَيَاتِهِ وَقَيُّوْمِيَّتِهِ أَنَّهُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ

وَالسِّنَةُ النُّعَاسُ

وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

فَجَمِيعُ مَا فِيهِمَا مُلْكٌ لَهُ

وَلِكَمَال مُلْكِهِ امْتَنَعَ أَنْ يَشْفَعَ أَحَدٌ عِنْدَهُ قَبْلَ إِذْنِهِ

فَقَوْلُهُ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

اسْتِفْهَامٌ اِسْتِنْكارِيٌّ

اسْتِبْعَادًا لِوُقُوعِهَا دُونَ إِذْنِهِ لِلشَّافِعِ

لِأَنَّ الشَّفَاعَةَ كُلُّهَا لِلهِ

أَحَاطَ بِكُلِّ شَيءٍ عِلْمًا وَعِلْمُ غَيْرِهِ لَا يَكُونُ إِلَّا بِفَضْلِهِ

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ

فَيَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِي الْخَلَائِقِ مِنَ الْأُمُورِ الْمُسْتَقْبَلَةِ

وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ الْأُمُورِ الْمَاضِيَةِ

وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَحْدَهُ

فَيُطْلَعُ عَلَيْهِ مَنِ ارْتَضَى مِنْ خَلْقِهِ

وَمِنْ عَظَمَتِهِ أَوْ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

وَالْكُرْسِيُّ مَوْضِعُ قَدَمَيِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا أَيْ لَا يُثْقِلُهُ حِفْظُهُمَا

وَهُوَ الْعَلِيُّ بِذَاتِهِ وَصِفَاتِهِ عَلَى جَمِيعِ مَخْلُوقَاتِهِ

وَمِنْ عُلُوِّ صِفَاتِهِ أَنَّهُ الْعَظِيْمُ ذُو الْعَظَمَةِ الْكَامِلَةِ

ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ وَفَّقَهُ اللهُ فِي هَذِهِ الْجُمْلَةِ

تَفْسِيرَ آيَةِ الْكُرْسِيِّ

وَابْتَدَأَ تَفْسِيرَهَا بِذِكْرِ حَدِيثَيْنِ فِي فَضْلِهَا

بِمَا تَقَدَّمَ أَنَّ النُّفُوسَ تَشْتَاقُ إِلَى الشَّيْءِ

وَتَتَشَوَّقُ إِلَى مَعْرِفَتِهِ

إِذَا ذُكِرَ لَهَا فَضْلُهُ

فَالْحَدِيثُ الْأَوَّلُ حَدِيثُ أُبَيِ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا أَبَا الْمُنْذِرِ الْحَدِيثَ

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وَدِلَالَتُهُ عَلَى فَضْلِ آيَةِ الْكُرْسِيِّ

فِي قَوْلِهِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ

قَالَ قُلْتُ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

فَمِنْ فَضْلِ آيَةِ الْكُرْسِيِّ أَنَّهَا أَعْظَمُ آيَةٍ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ

وَإِذَا ضُمَّ هَذَا إِلَى حَدِيثِ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

الْمُتَقَدِّمُ

عُلِمَ أَنَّ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ كَامِلَةٍ فِي الْقُرْآنِ

هِيَ سُورَةُ الْفَاتِحَةِ

وَأَنَّ أَعْظَمَ آيَةٍ مُفْرَدَةٍ فِي الْقُرْآنِ هِيَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ

وَالْحَدِيثُ الثَّانِي حَدِيثُ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ الْحَدِيثَ

رَوَاهُ النَّسَائِيُّ فِي السُّنَنِ الْكُبْرَى وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ

وَدِلَالَتُهُ عَلَى فَضْلِ آيَةِ الْكُرْسِيِّ فِي قَوْلِهِ

لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ

فَمِنْ فَضْلِ آيَةِ الْكُرْسِيِّ

أَنَّ الْمُلَازِمَ قِرَاءَتَهَا

فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ

لَا يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا الْمَوْتُ

فَمُلَازَمَةُ قِرَاءَةِ آيَةِ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ

مِنْ مُوجِبَاتِ الْجَنَّةِ

ثُمَّ ذَكَرَ تَفْسِيرَ هَذِهِ الآيَةِ وَابْتَدَأَهُ بِقَوْلِهِ

هَذِهِ الْآيَةُ الْبَيِّنَةُ تُسَمَّى آيَةَ الْكُرْسِيِّ

لِاخْتِصَاصِهَا بِذِكْرِهِ

أَيْ لِاخْتِصَاصِهَا بِذِكْرِ الْكُرْسِيِّ الْإِلَهِيِّ

أَيْ لِاخْتِصَاصِهَا بِذِكْرِ الْكُرْسِيِّ الْإِلَهِيِّ

قَالَ وَهِيَ أَعْظَمُ آيَةٍ فِي كِتَابِ اللهِ

لِمَا حَوَتْهُ مِنْ خَبَرٍ عَنْ عَظَمَةِ اللهِ وَعُلُوِّ قَدْرِهِ

فَخَبَرُهَا عَنْ عَظَمَةِ اللهِ

كَسَاهَا عَظَمَةً

فَخَبَرُهَا عَنْ عَظَمَةِ اللهِ كَسَاهَا عَظَمَةً

فَصَارَتْ بِذِكْرِ الْعَظِيْمِ عَظِيْمَةً

فَصَارَتْ بِذِكْرِ الْعَظِيْمِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَظِيْمَةً

ثُمَّ قَالَ فَمَطْلَعُهَا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ مُبَيِّنٌ

أَنَّ اللهَ هُوَ الَّذِي يَسْتَحِقُّ الْأُلُوهِيَّةَ وَحْدَهُ

فَلَا إِلَهَ حَقٌّ إِلَّا هُوَ

عَلَى مَا تَقَدَّمَ بَيَانُهُ فِي قَوْلِهِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ

ثُمَّ قَالَ وَهُوَ عَزَّ وَجَلَّ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

وَفَسَّر الْقَيُّومَ بِقَوْلِهِ

الْقَائِمُ بِنَفْسِهِ وَعَلَى كُلِّ شَيْءٍ

فَهُوَ الَّذِي قَامَ بِنَفْسِهِ فَلَمْ يَحْتَجْ لِغَيْرِهِ

وَهُوَ الَّذِي لِكَمَالِ قَيُّوْمِيَّتِهِ قَامَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ

فَمَصَالِحُ الْخَلْقِ كَافَّةً

مَوْكُوْلَةٌ إِلَيْهِ

ثُمَّ قَالَ وَمِنْ تَمَامِ حَيَاتِهِ وَقَيُّوْمِيَّتِهِ

أَنَّهُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ

وَالسِنَةُ النُّعَاسُ

فَالنَّفْيُ الْمَذْكُوْرُ فِي الْآيَةِ لِلنَّوْمِ وَالسِّنَةِ

تَأْكِيْدٌ لِحَيَاةِ اللهِ وَقَيُّوْمِيَّتِهِ

فَالنَّفْيُ الْمَذْكُوْرُ فِي الْآيَةِ لِلنَّوْمِ وَالسِّنَةِ

تَأْكِيْدٌ لِحَيَاةِ اللهِ وَقَيُّوْمِيَّتِهِ

ثُمَّ قَالَ وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

فَجَمِيعُ مَا فِيهِمَا مُلْكٌ لِلهِ

وَلِكَمَالِ مُلْكِهِ امْتَنَعَ أَنْ يَشْفَعَ أَحَدٌ عِنْدَهُ قَبْلَ إِذْنِهِ

فَقَوْلُهُ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ اسْتِفْهَامٌ اِسْتِنْكَارِيٌّ

أَيْ عَلَى وَجْهِ إِنْكَارِ تِلْكَ الْمَقَالَةِ

أَيْ عَلَى وَجْهِ إِنْكَارِ تِلْكَ الْمَقَالَةِ

أَنْ يَكُونَ أَحَدٌ يَشْفَعُ عِنْدَ اللهِ دُونَ إِذْنِهِ

قَالَ اِسْتِبْعَادًا لِوُقُوعِهَا دُوْنَ إِذْنِهِ لِلشَّافِعِ

فَلَا تَقَعُ شَفَاعَةٌ عِنْدَ اللهِ

دُوْنَ إِذْنِهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَعَلَّلَهُ بِقَوْلِهِ لِأَنَّ الشَّفَاعَةَ كُلَّهَا لِلهِ

قَالَ اللهُ تَعَالَى قُلْ لِلهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا

وَإِذَا كَانَتِ الشَّفَاعَةُ كُلُّهَا لَهُ وَحْدَهُ سُبْحَانَه

فَلَا يَتَقَدَّمُ أَحَدٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فِيهَا

إِلَّا بِإِذْنِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

ثُمَّ قَالَ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

وَعِلْمُ غَيْرِهِ لَا يَكُونُ إِلَّا بِفَضْلِهِ

فَلَا يَخْرُجُ شَيْءٌ عَنْ عِلْمِهِ سُبْحَانَهُ

وَعِلْمُ الْخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ مِنْ عِلْمِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ثُمَّ قَالَ فِي قَوْلِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ

فَيَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِي الْخَلَائِقِ مِنَ الْأُمُورِ الْمُسْتَقْبَلَةِ

أَيْ مَا يَكُونُ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ فِي مُسْتَقْبَلِ الْأَيَّامِ

أَيْ مَا يَكُونُ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ فِي مُسْتَقْبَلِ الْأَيَّامِ

قَالَ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ الْأُمُورِ الْمَاضِيَةِ

أَيْ مَا طَوَوْهُ فِيمَا سَلَفَ مِنْهَا

أَيْ مَا طَوَوْهُ فِيمَا سَلَفَ مِنْهَا

ثُمَّ قَالَ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَحْدَهُ

فَيُطْلِعُ عَلَيْهِ مَنِ ارْتَضَى مِنْ خَلْقِهِ

ثُمَّ قَالَ وَمِنْ عَظَمَتِهِ أَنْ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

فَسِعَةُ كُرْسِيِّ اللهِ تَبْلُغُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

وَالْكُرْسِيُّ مَوْضِعُ قَدَمَيِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

صَحَّ هَذَا عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا

وَانْعَقَدَ عَلَيْهِ الْإِجْمَاعُ

صَحَّ هَذَا عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا

وَانْعَقَدَ عَلَيْهِ الْإِجْمَاعُ

ثُمَّ قَالَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى

وَلَا يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا

أَيْ لَا يُثْقِلُهُ حِفْظُهُمَا

فَلا يَلْقَى اللهُ ثِقَلًا فِي حِفْظِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

ثُمَّ قَالَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَهُوَ الْعَلِيُّ بِذَاتِهِ وَصِفَاتِهِ عَلَى جَمِيعِ مَخْلُوقَاتِهِ

فَالْعَلِيُّ مِنْ أَسْمَائِهِ

وَالْعُلُوُّ مِنْ صِفَاتِهِ

فَالْعَلِيُّ مِنْ أَسْمَائِهِ وَالْعُلُوُّ مِنْ صِفَاتِهِ

وَعُلُوُّ اللهِ نَوْعَانِ

أَحَدُهُمَا عُلُوُّ الذَّاتِ

فَهُوَ سُبْحَانَهُ فَوْقَ خَلْقِهِ بَائِنٌ مِنْهُ

فَهُوَ سُبْحَانَهُ فَوْقَ خَلْقِهِ بَائِنٌ مِنْهُ

وَالْآخَرُ عُلُوُّ الصِّفَاتِ

فَلَهُ سُبْحَانَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى

فَلَهُ سُبْحَانَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا

الْوَصْفُ الْأَعْلَى

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا الْوَصْفُ الْأَعْلَى

فَالصِّفَاتُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عُلًى

ثُمَّ قَالَ وَمِنْ عُلُوِّ صِفَاتِهِ أَنَّهُ الْعَظِيْمُ ذُو الْعَظَمَةِ الْكَامِلَةِ

أَيْ فَلَا تَتَنَاهَى عَظَمَتُهُ إِلَى حَدٍّ

أَيْ فَلَا تَتَنَاهَى عَظَمَتُهُ إِلَى حَدٍّ

نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/ayat-kursi-dan-artinya-tafsir-ayat-kursi-syaikh-shalih-al-ushaimi-nasehatulama/